Hilangkan momok negatif spasmofilia. Positif thinking yukkkk…

Postingan saya kali ini kembali melanjutkan postingan saya sebelumnya untuk pasien spasmofiliers a.k.a spasmocuters lewat tulisan saya pada beberapa waktu yang lalu berdasarkan hasil diskusi saya dengan dr.novi dan dr.nita. jadi ini merupakan edisi lanjutan. tujuannya untuk menghilangkan efek negatif saat didiagnosa positif spasmofilia.

Apa itu spasmofilia?.

Kalo search di internet penjelasan seremnya ya gangguan respon syaraf motorik. kesannya berat banget ya?. hehehe. simpelnya bagian tubuh yang dilewati persyarafan motorik alias yang berkaitan dengan otot, bisa terkena ini kecuali otak. nah lho…baca penjelasan gini siapa yang ga ngerasa takut dan dramatis. kwkwkw

Saya kenal dengan beberapa pasien spasmofilia, lumayan lah kemarin pas ikut terapi nambah-nambah kenalan. ada juga yang saya kenal lewat dunia maya (internet). lewat blog, fb, atau email. dengan gejala dan keluhan yang macam-macam.

Memang tiap orang mengalami kondisi yang berbeda-beda saat kondisi spase (kumat). misal, saya mengalami pusing yang mengganggu hampir setiap hari. ada yang merasakan sakit di tulang rusuk. ada yang merasakan sakit di sendi, ada yang merasakan sesak nafas, atau ada yang merasakan kejang perut. tapi tiap orang pun bisa mengalami hal ini juga kan?. hanya saja penyebabnya mungkin berbeda dan intensitasnya yang juga berbeda.

Bagi saya pribadi spasmofilia itu sindrom. maksudnya seperti ini, bila pemicunya bisa diminimalisir maka intensitas spase juga akan berkurang. jadi saat bisa mengontrol diri, maka tubuh kita pun akan tenang. tidak memberi respon negatif (ex: nyeri, kaku, kram, kesemutan, atau kejang). sebenarnya spasmofilia juga bukan hal yang mengerikan, apalagi memang gejala klinik dari luar tidak tampak. orang dengan spasmofilia penampakan luarnya juga tetap sama dengan orang non-spasmofilia.

Saya akui untuk menerima dengan santai dan berfikir simpel tentang spasmofilia juga bukan hal yang langsung tiba-tiba saja muncul di awal saat saya dinyatakan postif spasmofilia grade (+++) 3. tapi toh waktu menjawab semua pertanyaan, semua doa. perjuangan saya untuk mengontrol diri pastinya tidak hanya akan berhenti sampai saat terapi saja. tapi paling tidak menerima dengan ikhlas dan santai menghadapi semua, membuat beban berkurang banyak rasanya.

Apa penyebab spasmofilia?.

Spasmofilia ternyata adalah bawaan genetik dari orang tua. orang-orang spasmofilia biasanya memiliki orang tua yang sangat tegang atau sangat pencemas, atau bisa juga dilatarbelakangi riwayat penyakit orang tua, misal asma. karena pasien asma memiliki bakat hipersensitifitas dan hiperiritabilitas yang ternyata juga bisa diturunkan.

Jadi bagi yang saat ini didiagnosis spasmofilia, rata-rata pasti sudah memiliki gejala bawaan spasmofilia di dalam dirinya sejak kecil, hanya saja tidak terdeteksi. dianggap sebagai hal yang biasa. sebagai contoh, saya mulai merasakan nyeri tidak tertahankan di sendi maupun betis sejak SD hingga terkadang saat ini. kumatnya tiap kali kecapean. untuk usia SD ibu saya juga kebingungan. kalau rematik di usia seperti itu kan rasanya terlalu dini. saya ingat betul, saat kelas 4 SD saya mulai merasakan sakit kepala. berkali-kali ganti dokter dalam jangka waktu 2 tahun dan tetap saja sama. jaman itu kan nge-trend iklan narkoba yang dimasukkan dalam permen. saya sampai di ejek teman-teman membawa narkoba. karena untuk anak seusia saya pada saat itu tidak lazim membawa obat kemana-mana. hehehe

Saat duduk di bangku SMP seingat saya akhirnya sakit kepala mereda, tidak sesering jaman SD kumatnya. jadi bisa dibilang masa SMP masa anteng. nah, tetoootttt pas kelas 1 SMA balik lagi dia. tapi, bukan pusing tapi sering serasa sesak di dada. sampai akhirnya dilakukan pemeriksaan jantung. ternyata hasilnya baik-baik saja. Alhamdulillah kelas 2 sampai kelas 3 ga kumat lagi. mungkin karena banyak pengalihan positif bersama teman-teman sebaya saat itu.

Sampai saat kuliah mulai kumat lagi, tapi kejang perut. yang ngebingungin itu ngebedain kejang perut saat spasme dan sakit perut saat tipes. maklum, sejak 2010 saya langganan tipes. jadi untuk membedakannya lewat cek darah sama minum obat. kalau udah minum obat dari dokter syaraf dan sakit perutnya mendingan berarti ga perlu cek darah. dan begitu pula sebaliknya.

Saya tau kalau saya spasmofilia sejak november 2011. sejak 2010 saya rutin ke dokter penyakit dalam karena keluhan sakit perut dan pusing yang tidak tertahankan. dulu, tiap kali sakit kepala rasanya lemas sampai ke jari dan tidak bisa bangun, hanya terbaring. akhirnya di bulan november ada dokter umum nan cantik yang menyarankan saya untuk berkonsultasi ke dokter syaraf. karena harusnya masa inkubasi virus tipes di tubuh saya sudah lewat. menurut dokter masa inkubasi virus tipes kan 6 bulan. nah, saat itu saya masih ke dokter dengan keluhan pusing, yang saya kira efek lanjutan dari tipes. padahal sudah masuk bulan ke sepuluh.

Akhirnya ketahuan deh kalau saya ini spasmofilia.

Awal-awal tau kan bingung tuh, spasmofilia apaan ya?. namanya unyu, kayak nama bunga-bungaan gitu menurut saya. mulailah saya searching lewat mbah google. karena keterbatasan informasi mulailah saya malah ketakutan sendiri. seakan-akan spasofilia dan gejala spasmenya baru saja terjadi pada saya. hehehe. padahal ya setelah dipikir-pikir memang sejak kecil saya sudah merasakan gejalanya. hanya saja saat ini baru terdefinisi dengan jelas, apa yang sebenarnya yang saya alami.

Jadi simpelnya gini. spasmofilia versi saya definisinya itu nyeri yang suka pindah-pindah tempat. ga perlu takut karna banyak lho orang yang spasmofilia. coba renungkan riwayat penyakit sendiri deh, biasanya gejalanya udah muncul sejak kecil. tapi mungkin ga ketahuan, atau intensitasnya tidak sesering saat ini. kan gejala tampak itu juga tergantung dari grade nya. kalau masih grade 1 mah ga bakalan sering kumat, pada grade 3 baru  akan ngerasa sering kumat. kalau udah di garede 4 (grade maksimum) memang akan lebih sering kumat lagi. kebanyakan orang juga ga nyangka kalo dia spasmofilia. bahkan dr.Nita juga spasmofilia. ada juga dokter lain yang saya kenal spasmofilia. jadi ini bukan momok untuk bikin kita lemah dalam berbuat, berusaha, dan beraktifitas. kuncinya sih ada sama diri sendiri. tau aktivitas mana yang memicu atau tidak. yang paling utama jaga pikiran untuk tetap positif.

Sakit apapun yang ada di tubuh kita saat ini kalau sakitnya diresapi sebagai beban, ya bakalan jadi beban aja. kalau dipikiran isinya pikiran negatif aja tentang keraguan mengenai diri, masa depan, dsb. ya jangan heran kalau kumatnya terus-terusan. dengan pikiran yang dipenuhi awan negatif maka gejala sekecil apapun yang terjadi di tubuh kita sendiri pasti akan membuat stres. ditambahin stres gejala sekecil apapun akan terasa gede. lama-lama kalau udah ga tahan, mulai deh menghujat Tuhan. mulai deh minder sama diri sendiri, dan mulai juga deh menjauh dari lingkungan dan kehidupan sosial. kalau ada yang ga menerima kita dalam kondisi apa adanya kita (selama bukan kelakuan dan sikap kita yang negatif) apapun keterbatasan fisik kita maknai dengan dua bentuk. yang pertama, orang itu memang bukan orang yang baik untuk ada di dekat kita. yang kedua, jadikan itu pemantik semangat untuk berusaha dan berbuat lebih.

Awalnya saya berat dalam menjalani pilihan yang kedua. tapi saat ini saya sangat bersyukur atas tempaan kehidupan yang luar biasa dari Tuhan. mungkin inilah hikmah ramadhan bagi saya. untuk lebih memaknai arti bersyukur secara lebih baik. awalnya berat untuk melakukan semua sendiri dalam kondisi spase bagi saya. tapi saya selalu menanamkan dalam diri saya bahwa saya bisa, saya sehat, saya kuat, dan saya ingin sembuh. saya mencoba berbagai pengalihan pikiran dengan berbagai jenis kegiatan. kalau sakit diresapi malah makin sakit menurut saya. saat sakit akhirnya saya kadang ngeyel buat jalan, mengamati orang dipinggir jalan sambil menghirup udara segar atau makan makanan favorit. eh, ternyata kayak gini juga ngefek. lupa deh kalo lagi sakit.

dr.Novi bilang kalau dia juga awalnya berikir spasmofilia ini terjadi karena efek stres yang berlebihan. akhirnya beban psikis berubah menjadi beban tubuh. ternyata ada responden yang level stresnya tinggi juga tidak positif spasmo setelah pengecekan EMG. akhirnya ditariklah kesimpulan bahwa spamofilia itu bawaan genetik.

Pemicu lainnya yang juga banyak ditemukan karena ketidakseimbangan elektrolit darah. makanya pasien spasmofilia biasanya setelah atau sebelum tes EMG akan disuruh untuk melakukan pemeriksaan lanjutan berupa pengecekan keseimbangan elektrolit darah.

Karena ada juga pasien spasmofilia yang dipicu defisit salah satu kandungan elektrolit di dalam darah. karena ada juga pasien spasmofilia yang tidak bisa menyerap semua asupan kalsium keseluruhan sesuai dengan yang dikonsumsi. untuk itulah konsumsi kalsium nya dibuat berlebih agar jumlah yang diserap bisa sama dengan non-spasmofilia. disinilah pentingnya mengatur asupan makanan di tubuh kita. makanya ada yang diresepkan mengkonsumsi tablet kalsium dalam jangka waktu tertentu. nah, kalau saya pribadi tidak perlu melakukan ini. karena keseimbangan elektrolit darah saya masih terjaga. hanya saja kalau kumat ya saya minum obat yang bisa melemaskan syaraf. emang pas sih efek obatnya bikin ngantuk. kan jadi bisa istirahat, ga kumat lagi deh kalau ga kecapekan.

Jadi kesimpulan dari tulisan saya kali ini, apapun yang kamu alami saat ini pasti akan ada fase penolakan dimana kita akan bertanya why me?. tapi tidak diterimapun kan ga mungkin bisa kita buang kita pindahin ke tong sampah gitu tiba-tiba. jadi memang harus diterima. setelah diterima, lakukan saran dokter, jaga asupan makanan, istirahat, dan yang paling utama kontrol pikiran biar ga stres.

Berfikir positif, kunci dari semuanya.

Quote indah dari dr.Novi intuk semua

Tuhan itu tidak mungkin menguji hambanya untuk melangkah melewati perjalanan yang panjang dan berat tanpa dibekali dengan sepatu yang kuat untuk melangkah.

Btw, selamat buat elis. spasmocuters yang nilainya sangat memuaskan smester ini. keep on going girls. salam untuk bapak Mad Salim, mama Cik Imah, dan dr. Sabam Simatupang yaaa…

ヽ(;▽;)ノ

Keep on going, keep on moving.

Selamat shaum.

Semarang, kost laras, 04082012, 13.17